Sabtu, 21 November 2009

Perampok Satroni Koperasi Panjalu


SAROLANGUN- Koperasi warga Panjalu yang bergerak di bidang simpan pinjam di Desa Siliwangi , Dusun 4, Kecamata Singkut, Kamis (18/11) pukul 01.00 WIB dini hari disatroni kawanan perampok bersenjata api. Para pelaku yang mengenakan penutup kepala itu menggasak uang tunai Rp 70 juta milik koperasi. Sementara, pelaku juga menganiaya Ajang Juhana (50) dan putranya Tedi. Selain uang tunai, para perampok juga membawa kabur empat HP jenis Nokia N 70, Nikia 1200, Nokia 6300, dan Nokia 3500.

Kawanan perampok masuk ke rumah korban dengan cara mencongkel pintu jendela, kemudian masuk dan memukul korban. Ajang Juhana dan Tedi juga mengalami pukulan di bagian kepala dan leher menggunakan gagang senjata.

Setelah berhasil melumpuhkan korban, para kawananan perampok yang diperkirakan berjumlah lima itu langsung menguras harta korban.

Kapolres Sarolangun AKBP Mintarjo melalui Kasat Reskrim AKP Sunhot P Silalahi kepada wartawan membenarkan kejadian perampokan di Desa Siliwangi, Kecamatan Singkut tersebut.

“Saat ini kita masih mempelajari dan akan melakukan pengejaran terhadap para pelaku perampokan,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa korban Ajang Juhana melaporkan kejadian tersebut pada Kamis (19/11) sekitar pukul 09.00 WIB. Mendapat laporan itu, pihaknya langsung menurunkan tim buser untuk mengejar para kawanan perampok.

Sesuai laporan dari korban, para tersangka belum bisa diketahui ciri-cirinya karena menggunakan sebo. Para pelaku masuk ke rumah korban dengan mencongkel pintu jendela dengan menggunakan linggis. (si)

Jembatan Pangkal Bulian Dibangun


SAROLANGUN- Keterisolasian Desa Pangkal Bulian, Kecamatan Pauh tidak lama lagi bakal berakhir. Pasalnya, saat ini sedang dibangun jembatan yang bisa menghubungkan Desa Pangkal Bulian dengan Desa Tanjung, Kecamatan Bathin VIII. Jembatan tersebut dibangun menggunakan dana APBD Provinsi Jambi senilai Rp 4 miliar.

Kades Pangkal Bulian, Abdul Gani, kepada koran ini mengungkapkan, jika pembangunan jembatan tersebut sudah selesai, maka akan memperpendek waktu jarak tempuh ke Sarolangun yang hanya satu jam. Selama ini, terang Kades, yang baru dilantik itu, untuk sampai ke Kota Sarolangun warga harus melewati Desa Pauh, ibukota Kecamatan Pauh dengan waktu tempuh lebih dari dua jam.

Namun, dengan dibangunnya jembatan, warga yang ingin ke Sarolangun bisa melalui Desa Tanjung kemudian melewati jalan Lintas Sumatera. Saat ini pekerjaan jembatan memasuki tahap awal, yakni pembuatan landasan jembatan. Kemudian proyek ini akan dilanjutkan pada anggaran 2010.

"Kelanjutan pembuatan jembatan pada anggaran 2010 nanti," terang Abdul. Disamping itu, dikatakan, jika jembatan tersebut selesai bisa dimanfaatkan bagi beberapa desa, seperti Desa Kasang Melintang, Pangkal Bulian, maupun beberapa desa lainnya yang ada di Kecamatan Air Hitam. (si)

Jumat, 20 November 2009

PBB Sarolangun Terealisasi 100 Persen


SAROLANGUN– Tampaknya tahun ini, Pemkab Sarolangun melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Sarolangun berhasil membuktikan kesungguhan dalam mengupayakan pencapaian target pajak bumi dan bangunan (PBB) di sektor pedesaan dan perkotaan. Betapa tidak, hingga batas tempo yang ditetapkan kepada masyarakat wajib pajak untuk membayar PBB hingga 30 September, ternyata perolehan PBB tahun ini sudah terealisasi 100 persen dari target yang ditentukan sebesar Rp.995.240.000. Hal itu berarti semua wajip pajak yang tercatat di Kabupaten Sarolangun telah melunasi PBB.

Hal ini diungkapkan Kepala DPPKD Sarolangun Sudirman didampingi Kabid Pendapatan Hatib Agus kepada koran ini. Dikatakan Sudirman, bahwa keberhasilan pencapaian target PBB tersebut berkat kerja keras dan dukungan berbagai pihak terkait. Kemudian hal itu juga ditunjang adanya kesadaran masyarakat yang tinggi dalam ikut serta membayar PBB demi membangun Kabupaten Sarolangun menuju ekonomi maju, aman, adil, dan sejahtera (Emas).

“Ya, tahun ini PBB sektor pedesaan dan perkotaan di Sarolangun lunas 100 persen,” ujarnya. Lebih lanjut Sudirman mengatakan, dengan tercapainya target PBB 2009, maka berdasarkan ketentuan Pemkab Sarolangun berhak mendapatkan insentif dari pemerintah pusat sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. “Namun insentif itu kemungkinan dapat diterima tahun depan,” sebutnya.

Kemudian dikatakannya, insentif yang bakal diberikan pemerintah pusat itu nantinya dapat dimanfaatkan Pemkab Sarolangun sebagai pendapatan asli daerah (PAD). “Muaranya nanti untuk menambah anggaran dalam membiayai pembangunan daerah,” tandasnya. (si)

Warga Jangan Mudah Jual Lahan


SAROLANGUN- Kebiasaan masyarakat menjual lahan perkebunan kembali menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Wakil Bupati Sarolangun Cek Endra dengan tegas menghimbau masyarakat tidak lagi menjual lahan. “Jangan ada lagi di antara kita yang menjual lahan,” ujarnya.

Dikatakan Endra, lahan perkebunan yang dimiliki oleh masyarakat merupakan modal utama bagi peningkatan ekonomi masyarakat. “Yakin, jika anda jual 1 hektar anda tidak akan mendapat lahan 1 hektar di masa yang akan dating,” ujarnya. Sehingga kebiasaan menjual lahan bagi masyarakat sangat membahayakan perekonomian mereka sendiri. “Saya tidak ingin kita menjadi buruh di di daerah kita sendiri,” ujar Wabup.

Menurut Endra, jika persoalan masyarakat adalah modal, maka banyak hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan modal. “Mari kita manfaatkan fasilitas perbankan yang ada. Gunakan sertifikat lahan itu untuk meminjam modal,” ujar pengusaha sukses ini. Kemudian program bantuan pemerintah juga cukup banyak, namun sebagian juga memerlukan agunan sehingga masyarakat harus mempunyai jaminan lahan.

Kemudian kepada para kades, dia meminta agar bisa membaca kebutuhan lokal masyarakat, membantu memfasilitasi masyarakat dengan pemerintah untuk bisa mendapatkan modal usaha. “Kades harus jeli membaca peluang kebutuhan lokal masyarakatnya, sehingga bisa mengarahkan sektor perekominan masyarakat ke sana,” katanya. (si)

Selasa, 17 November 2009

Mobil KB Gratis Segera Diluncurkan


SAROLANGUN- Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan di Kabupaten Sarolangun tidak perlu risau lagi untuk mengikuti program keluarga berencana. Bahkan para bapak dan ibu rumah tangga tidak perlu lagi repot-repot harus ke puskesmas atau ke kota untuk bisa mengikuti program KB. Itu karena pihak BP2KB telah menyediakan mobil operasional untuk pelayanan KB yang akan sampai ke tingkat desa.

Program KB tersebut akan diperoleh secara gratis oleh masyarakat. “Masyarakat akan dapat program gratis, bahkan kita akan subsidi dana,” ujar Eny Haryati, Kaban BP2KB Sarolangun saat peninjauan mobil operasional tersebut.

Menurut Eny, mobil operasional tersebut merupakan mobil bantuan pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). “Ini merupakan bantuan pusat yang dianggarkan melalui DAK,” ujar Eny. Bahkan untuk Provinsi Jambi hanya dua kabupaten dan satu Kota Jambi yang memiliki mobil operasional tersebut. “Untuk Provinsi Jambi hanya kita, kota, serta satu kabupaten yang memiliki mobil ini,” ungkap Eny.

Bahkan, saat penyerahan mobil tersebut kemarin (17/11) Bupati Sarolangun Hasan Basri Agus (HBA) serta Wakil Bupati Cek Endra meninjau lansgung mobil tersebut. “Kita menyambut baik operasional mobil ini. Kita berharap masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan KB ini,” ujar HBA.

Sejauh ini, kesadaran masyarakat Sarolangun, khususnya di daerah pedesaan untuk melakukan KB tergolong rendah. Dengan adanya mobil operasional KB tersebut diharapakan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat ber-KB dengan memberikan pelayanan jemput bola dan program KB gratis. (si)

Penyaluran Bibit Dinilai Salah Sasaran


SAROLANGUN- Banyaknya bibit karet yang diberikan Pemkab Sarolangun kepada kelompok tani, ternyata belum semua ditanam. Bahkan, ada yang ditelantarkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan seolah penyaluran bibit karet tersebut salah sasaran, dan kelompok tani yang benar-benar membutuhkan bibit justru tidak kebagian.

Kabid P3H Dinas Perkebunan dan Kehutanan Sarolangun Quswaini mengatakan, semua bantuan bibit karet yang berjumlah 1 juta bibit untuk 2.000 hekter lahan sudah 100 persen disalurkan. “Semua bantuan bibit karet dari APBD Sarolangun sudah kita bagikan,” katanya.

Menyinggung banyaknya bibit klaret yang masih telantar, Quswaini mengatakan penyaluran bibit karet sudah dilihat berdasarkan CPCL (calon petani dan calon hahan). Menurut dia, pihaknya melakukan cross cek ke lapangan agar bibit benar-benar tepat sasaran.

Sebelum menyalurkan bibit kita terlebih dahulu mengecak CPCL. Jika memang ada lahan, maka baru kita berikan bibit tersebut sesuai proposal yang diajukan kelompok tani bersangkutan,” katanya.

Hal serupa juga dilakukan bagi pembagian bibit karet dari Provinsi Jambi. Bantuan bibit karet dari Provinsi Jambi ditanam untuk 3.000 Ha lahan. “Kita hanya menyalurkan bibit kepada kelompok tani, dan bibit tersebut jadi tangung jawab kelompok tani untuk menyalurkan ke masyarakat,” kata Quswaini.

Pernyataan senada diutarakan Yusnardi, PPTK Pengadaan Bibit Karaet Diinas Perekebunan dan Kehutanan. Menurutnya, hingga saat ini semua bibit karet baik bantuan dari Pemkab mapun Provinsi Jambi semuanya sudah disalurkan. “Jika sudah di lapangan bibit tersebut menjadi tangung jawab kelompok tani, namun masih di bawah pengawasan PPL,” kata dia.

Menurut Yusnardi, PPL di lapangan terus melaukan monitoring terhadap penyaluran bibit dari kelompk tani kepada anggotanya, bahkan PPL juga terus memantau penanaman serta pememliharaan bibit karet tersebut, sehingga bantaun yang diberikan oleh pememrintah, benar-benar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sesuai harapan pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi Jambi.

“Jika benar-benar dirawat, dalam jangka 5 tahun karet tersebut sudah menghasilkan artinya sudah dapat disadap,” terang Yusnardi. (si)

PKS Minta Jatah Wagub


SAROLANGUN–Gaya politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak berubah. Kompensasi tetap harus diajukan dalam pengusungan calon pilpres maupun pilkada. Partai berlambang bulan sabit diapit padi dan kapas itu tetap menerapkan strategi dalam capres lalu, dengan imbalan sejumlah kursi menteri.

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi, PKS menawarkan sejumlah calon wagub kepada Hasan Basri Agus (HBA) untuk mendampinginya maju pada Pilgub nanti. Siapa nama yang akan diduetkan dengan HBA masih disembunyikan.

Kabar beredar menyebutkan PKS tetap menawarkan kader terbaiknya. Beberapa nama kader PKS, Ami Thaher, Hendri Mansur, Muhammad Djanawir dan sejumlah kader PKS lainnya.
“Memang semuanya adalah hak Pak HBA, tapi PKS telah menyerahkan beberapa nama kader kita untuk dinilai,” kata Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq saat menggelar konferensi pers, Minggu lalu.

Menurut Luthfi Hasan, PKS dan HBA bukan kali pertama kali berkerja sama. Sebelumnya PKS juga telah mengusung mantan Sekda Kota Jambi menjadi Bupati Sarolangun. HBA yang pada kesempatan tersebut duduk di samping Presiden PKS mengatakan, pada frinsipnya ia bisa bekerja sama dengan pihak manapun asalkan itu untuk membangun dan membuat Jambi lebih baik.

Soal pengajuan nama calon pendamping oleh PKS, HBA mengatakan, semua itu bisa saja terjadi. Namun tentu akan ada pembahasan dan proses politik yang dijalani. “Bisa saja, tidak menutup kemungkinan. Tapi tentunya ada proses politik dan akan dibahas dengan partai pendukung lainnya,” kata HBA.

Mengapa HBA yang dipilih PKS untuk diusung maju merebut posisi orang nomor satu di Jambi? Luthfi Hasan mengatakan, keputusan mengusung HBA sudah melalui pertimbangan yang matang dan terukur. Selain itu, dirinya telah menyerahkan kepada DPW PKS Provinsi Jambi. Artinya, pengurus daerah yang lebih mengetahui keadaan objektif di lapangan.

“Saya telah mendapat laporan dan rekomendasi dari pengurus DPW. Jadi saya percaya sepenuhnya dan meyakini teman-teman DPW tidak salah pilih,” katanya.

Ketua DPW PKS Provinsi Jambi Hendri Mashur mengatakan mengenai pedamping HBA dalam Pilgub mendatang PKS menginginkan figur tersebut tidak bermasalah. Sejumlah akder yang ada ditubuh PKS dinilai tidak punya masalah, makanya ditawarkan jadi pendamping. (si)


Senin, 16 November 2009

Dubes Palestina Kunjungi Sarolangun


SAROLANGUN- Duta Besar Palestina untuk Indonesia Farez N Bahdawi kemarin (15/11) berkunjung ke Sarolangun. Dia menemui ribuan jamaan dan menyampaikan rasa kekagumannya untuk Sarolangun.

Menurut Farez, hal yang paling mengagumkan dari Sarolangun adalah kekompakan masyarakatnya. “Saya sangat bangga dengan kebersamaan masyarakat di sini, meski terdiri dari berbagai suku, tapi sangat kompak,” ujar Farez. Bahkan kekompakan tersebut, menurut Farez, juga ditunjukkan oleh masyarakat Indoensia secara keseluruhan, sebab itu menurut Farez sangatlah pantas negara lain mencontoh negara Indoensia.

Kedatangan Farez ke Sarolangun dalam rangka menghadiri tabligh akbar dalam rangka upaya penyelamatan Masjid Al-Aqsa Palestina yang sekarang dikepung oleh tentara zionis Israel. “Masjid Aqsa adalah miliki umat muslim, bukan hanya milik Palestina, sehingga saya sangat bersyukur perhatian besar masyarakat Indonesia dan khususnya Sarolangun,” ujar Farez dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh juru bicaranya Yaksyyallah Masyur. Menurut dia, bantuan dana dan doa sangat diharapkan untuk membantu perjuangan umat muslim di Palestina.

Kedatangan Dubes Palestina tersebut disambut langsung oleh Wakil Bupati Sarolangun Cek Endra. Selain itu turut hadir Sekda Sarolangun M Basyari, Ketua DPRD Sarolangun Susi Apriyanti, dan Ketua Hisbillah wilayah Jambi Saleh Hafiz dan beberapa pejabat Sarolangun.

Sebelum melaksanakan acara tabligh akbar di Masjid Alfalah, para jamaah paginya melakukan long march sebagai solidaritas terhadap kondisi Masjid Aqsa dan juga kondisi umat muslim di Palestina.

Wakil Bupati Cek Endra menyampaikan ucapakan terima kasi atas kedatangan Dubes Palestina di Sarolangun. “98 persen masyarakat Sarolangun beragama Islam. Jadi jelas, masyarakat punya perhatian besar terhadap kondisi Masjidi Al Aqsa dan Palestina,“ ujar Endra. Wabup berharap persoalan yang menimpa masyarakat Palestina bisa segera pulih. (si)

Petani Resah, Pupuk Langka


SAROLANGUN- Keresahan petani di Kecamatan Pelawan kian tak terbendung. Keberadaan pupuk subsidi yang biasa dijual kini menjadi barang langka. Petani kesulitan mendapat pupuk dengan biaya lebih ringan itu. Di Singkut VIII, misalnya, petani yang menginginkan pupuk bersubsidi harus merogoh uang hingga Rp 100 ribu demi mendapat pupuk urea setiap karung.

”Kami benar-benar kesulitan mendapatkan pupuk urea yang bersubsidi,” ujar Udin, petani Desa Mekar Sari, Kecamatan Pelawan. Menurut dia, dengan biaya Rp 100 ribu ditambah ongkos mengangkut, maka petani sangat dibebankan. Beberapa bulan lalu, kata dia, pupuk bersubsidi untuk jenis urea masih bisa diperoleh dengan harga Rp 80 ribu. Namun, kini itu tak ada lagi.

“Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Sarolangun dapat memantau para distributor pupuk bersubsidi. Apakah pupuk tersebut benar-benar disalurkan kepada petani, atau ke tempat lain,” katanya. Menurut Udin, selama ini masyarakat hanya mendengar kabar jika pupuk tersebut tidak tepat sasaran.

“Kami juga sebagai anggota kelompok tani juga sangat membutuhkan pupuk, karena sudah beberapa bulan kebun karet yang kami miliki tidak dipupuk,” katanya.

Udin menceritakan, sejak kelangkaan pupuk dan melambungnya harga, produksi komoditi pertanian mereka juga menurun. Kebun karet yang biasa berproduksi 400 kg per bulan untuk setiap hektar, kini hanya 200 kg. “Caba bayangkan sendiri, kebun yang biasa kita beri makan dengan yang tidak kita beri makan jelas sekali penghasilan kami menurun,” tuturnya.

Dia berharap Pemkab Sarolangun dapat serius untuk membantu petani dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, sehingga mereka bisa dengan mudah mengelola potensi perkebunan yang dimiliki. (si)

Sabtu, 14 November 2009

Tumenggung Tarib Peluk Islam


SAROLANGUN- Raja warga Suku Anak Dalam (SAD) Tumenggung Tarib yang bermukim di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, kemarin (13/11) mengikrarkan diri memeluk agama Islam. Dia bersama istrinya menyatakan meninggalkan aliran kepercayaan yang selama ini mereka pegang teguh.

Sebelum mengucapkan kalimat syahadat, mereka terlebih dulu berganti nama dari Tumenggung Tarib menjadi M Jailani, sementaranya istrinya menggunakan nama Siti Khadijah.

Pengikraran keduanya langsung dibimbing oleh staf Depag Kabupaten Sarolangun yang disaksikan oleh Staf Ahli Bupati Ahmad Mahmud dan Arief Afrizal. Acara pengikraran tersebut dipusatkan di masjid yang berlokasi di lingkungan Ponpes Alhidayah Sarolangun. Selain dihadiri oleh puluhan santri Ponpes Alhidayah, juga hadir sejumlah tokoh agama, dan tokoh adat kabupaten.

Ketua LSM Kopsad Budhi Vrihaspati mengatakan, Tumenggung Tarib beserta istrinya telah menyatakan keinginannya untuk masuk Islam jauh-jauh hari. Namun, baru bisa terlaksana kemarin. “Mudah-mudahan kedepan akan banyak lagi yang mengikuti jejaknya,” harap Budhi.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah membantu, baik untuk pembuatan rumah bagi warga SAD, sekolah, dan penempatan guru ngaji bagi warga SAD.
“Kita akui begitu banyak bantuan yang telah diberikan kepada warga SAD oleh Pemkab Sarolangun,” kata dia.

Sementara, Bupati Sarolangun dalam sambutannya yang dibacakan Kabag Pemerintahan Tamrin, mengucapkan selamat kepada M jailani yang telah memeluk agama Islam. Bupati berharap dengan agama yang dianut bisa memberi nilai positif.

Memeluk agama merupakan suatu hidayah dan tidak bisa dipaksakan, oleh sebab itu atas nama pemerintah mengucapkan selamat kepada Tumengung Tarib yang telah memeluk agama Islam.
Dalam kesempatan tersebut Pemkab, juga memberikan bantuan berupa peralatan ibadah serta sembako kepada Tumenggung Tarib beserta istrinya. (si)

Persiapan KTM Dimatangkan


SAROLANGUN- Rencana pembangunan Kota Mandiri Terpadu (KTM) di Desa Laman Sigatal dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Pauh dan Mandiangin terus dimatangkan. Bahkan kemarin (12/11), dilakukan pertemuan antara pihak Depnakertrans RI dengan Pemkab Sarolangun beserta pihak konsultan perencana.

Dalam rapat yang digelar di ruang rapat Dirjen Pemukiman dan Transmigrasi itu turut hadir Wakil Bupati Sarolangun Cek Endra, Ketua Bappeda Syarasadin, Kadis Bunhut Joko Susilo, Kadis PU Edy Suranto, Kadis Nakertransos Iskandar, dan perwakilan provinsi.

Sementara dari Depnakertrans hadir Staff Ahli Menteri Kehutanan, Direktur Perencanaan Pemukiman Penduduk Dr Ginting dan beberapa pejabat Depnakertrans dan Kehutanan. "Kita berharap pencanangan KTM ini akan bisa dilakukan secepatnya" ungkap Wakil Bupati Cek Endra.

Wabup mengatakan, setelah dipertimbangkan dan dirapatkan dengan aparat desa dan adat ternyata disepakati adanya perubahan nama KTM dari Kecamatan Mandiangin dan Pauh menjadi Batin IX. Setelah konsultan memapar master plan sempat terjadi perdebatan dalam rangka penyempurnaan. "Kita ingin tumbuh ekonomi nantinya di lokasi KTM, sehingga kemajuan akan lebih cepat," ujar Syarasadin.

Selain itu, KTM yang disinergikan dengan hutan tanaman rakyat (HTR) merupakan hal yang pertama di Indonesia dan dilakukan di Sarolangun. "Kita opimis ini akan berhasil," ujar konsultan perencana. Ditambahkan Kadis Nakertransos Sarolangun Iskandar, bahwa program seratus rumah juga untuk menunjang kegiatan KTM. Selain itu KTM di Sarolangun juga masuk dalam program 100 hari kerja SBY-Budiyono. (si)

720 Berkas Lamaran CPNS Gagal


SAROLANGUN- Sejak seleksi berkas CPNSD dilakukan, 6 ribu berkas lamaran di Kabupaten Sarolangun telah diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat dari kantor pos. Total jumlah berkas tersebut merupakan akumulasi keseluruhan dari berkas lamaran yang telah diserahkan sejak mulai dibukanya pendaftaran CPNSD hingga kemarin.

Diperkirakan masih ada sekitar 600-an berkas yang belum diserahkan karena baru kemarin dimasukkan pelamar ke kantor pos. “Kalau menurut data dari kantor Pos Sarolangun, masih ada sekitar 600-an berkas lagi yang akan diantar besok pagi (hari ini,red),” ujar Kasi Mutasi dan Promosi BKD Sarolangun, Muhammad kepada koran ini sore kemarin.

Menurut Muhammad, dari total keseluruhan berkas yang masuk, baru 2.999 berkas lamaran yang telah diverifikasi. Hasilnya sebanyak 927 berkas dinyatakan tidak lengkap alias dinyatakan tidak lulus bahan. Rinciannya formasi tenaga teknis sebanyak 720 berkas, formasi medis sebanyak 46 berkas, dan formasi guru sebanyak 161 berkas. “Ya, sesuai ketentuan karena tidak lengkap dan tidak memenuhi syarat 720 berkas tersebut dinyatakan tidak lengkap. Artinya, secara otomatis dinyatakan tidak lulus,” terangnya.

Penyebab ketidaklulusan bahan para pelamar tersebut, kata Muhammad, bergam. Secara umum diantaranya tidak dilegalisir, selain itu ditemukan adanya lamaran pemohon yang tidak ditandatangani, namun yang paling dominan jurusan pemohon tidak sesuai dengan formasi yang dilamar.

Sementara dari kantor Pos Sarolangun dilaporkan, pada hari terakhir pendaftaran jumlah pendaftar menurun dari dua hari biasanya. Hanya sekitar 600-an berkas yang masuk hingga pukul 16.00 WIB. “Hari ini turun sekitar 600-an berkas. Yang ramai itu Selasa (10/11). Kami mencatat ada sebanyak 999 berkas yang masuk,” jelasnya.

Menurut Almuhazir, dari pengecekan petugas kantor pos ditemukan delapan berkas lamaran yang salah sasaran. Berkas tersebut dikirimkan pihak kantor Pos Merangin. Sejatinya berdasarkan tujuan lamaran yang tertera di map berkas tersebut ditujukan untuk Merangin, namun kenyataannya berkas tersebut dikirimkan ke kantor Pos Sarolangun.

Terkait masalah ini Almuhazir mengatakan pihaknya akan mengembalikan berkas tersebut kepada pihak kantor Pos Merangin. “ Kalau tidak sore ini besok berkas itu akan kami kembalikan ke kantor pos Merangin,” terangnya. (si)

Fogging Digelar di Pemukiman Warga


SAROLANGUN- Merebaknya penyakit chikungunya mendapat perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun. Kemarin, petugas kembali menggelar fogging di kawasan yang rawan penyebaran nyamuk pembawa penyakit chikungunya. Salah satu lokasi fogging dilakukan di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Sarolangun.

Data di Dinas Kesehatan saat ini menunjukkan terjadi penurunan angka penderita chikungunya di Sarolangun. Penurunan itu sekitar 800 orang. Menurut Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Winarno, belakangan jumlah penderita chikungunya telah menurun.

“Alhamdulillah dengan upaya yang telah kita lakukan, jumlah penderita chikungunya turun hingga 80 persen,” ujar Winarno kemarin. Menurutnya, upaya masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan juga turut menentukan penurunan jumlah penderita chikungunya di Sarolangun.

“Kalau kita lihat banyak saluran selokan yang kotor. Saya rasa jika yang kita lakukan tidak disertai kesadaran masyarakat, maka fogging juga tidak ada artinya,” katanya.

Drainase yang ada di sekitar Kelurahan Sukasari mayoritas dipenuhi dengan sampah. Hal ini yang menyebabkan berjangkitnya nyamuk pembawa berbagai penyakit.

Winarno berharap dinas terkait juga bisa melakukan pembersihan terhadap lingkungan masyarakat. Menurutnya, saat ini ada beberapa desa yang masih terserang chikungunya, di antaranya Kecamatan Pauh dan Singkut.

Sejauh ini Dinkes juga telah membuka posko untuk menanggulangi penyakit chikungunya di setiap desa dan kecamatan. Kegiatan itu ditangani bidan desa, puskesmas pembantu, maupun puskesmas induk. (si)

Puluhan Rumah Warga Terancam Longsor


SAROLANGUN- Puluhan rumah warga yang berada di aliran Sungai Batang Asai, tepatnya di Kelurahan Gunung Kembang, Kecamatan Sarolangun kini kian mencemaskan. Erosi yang terjadi di sepanjang bibir sungai tersebut ikut mengikis lokasi pemukiman. Bahkan, jarak antara rumah warga dengan tebing sungai sudah sangat dekat. Puluhan rumah warga kini terancam longsor.

Ketua DPRD Sarolangun Susi Apriyanti beserta sejumlah anggota Dewan saat mengunjungi daerah tersebut mengaku sangat prihatin. Dia bahkan menyarankan harus ada segera tindakan untuk menyelematkan rumah warga dari terjangan erosi.

Menurut Susi, langkah awal yang akan dilakukan Dewan adalah sesegera mungkin memanggil dinas terkait, untuk membicarakan solusi mengantisipasi longsor di bibir Sungai Batang Asai.

Dari pantauan Sarolanguninfo.com, terlihat beberapa meter tanah tebing penyangga sudah ambrol dan membentuk cekungan. Sebagian lainnya terlihat sudah retak dan dikhawatirkan ikut ambrol bila hujan turun.

“Perlu ibu ketahui, sekarang tebing ini hanya bertahan karena ada bangunan PDAM berukuran sekitar 3,5 meter di sisi tebing. Kalau tidak ada itu, mungkin sudah ikut longsor juga,” kata Nurdin (30), warga setempat kepada Susi Apriyanti dan dua anggota DPRD Sarolangun lainnya.

Menurut Nurdin, di lokasi tebing penyangga tersebut beberapa tahun sebelumnya pernah dibuat bronjong namun karena tingginya debit air dan derasnya terjangan air sungai, bronjong ikut amblas. “Itu cuma sisa kawat-kawatnya yang masih ada sedikit,” kata Nurdin menunjuk ke lokasi puing-puing bekas bronjong.

Kepada warga dan sejumlah wartawan, Ketua DPRD Sarolangun, Susi Apriyanti menyatakan pihaknya akan berupaya menganggarkan dana untuk pembangunan turap di lokasi tersebut pada anggaran 2010. Namun sebelumnya dia meminta kepada camat, lurah, dan Dinas PU Sarolangun untuk mengecek dan mempelajari segala hal yang berkenaan dengan rencana pembangunan turap tersebut. (si)

Jumat, 13 November 2009

Pengadaan Ekskavator Dinilai Cacat Hukum


SAROLANGUN – Panitia pengadaan excavator percetakan sawah baru Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun terancam berurusan dengan pihak berwajib. Pasalnya, dua perusahaan CV Cahaya Bungo Rayo dan CV Terang Bungo Indah dari delapan perusahaan yang mendaftar, melayangkan sanggahan. Dari proses tender hingga pengumuman yang dilakukan panitia dinilai melanggar Keppres Nomor 80 tahun 2003.

Direktur CV Terang Bungo Indah Tabri Idris yang juga menjabat Ketua DPC Aspanji Kabupaten Bungo ini, Jumat (25/09) pukul 10.00 WIB mengantarkan langsung surat sanggahan ke Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun yang diterima Ferry serta mengantarkan tembusan seperti kepada Bupati Sarolangun.
Kepada Radar sarko di Rumah Makan Mutiara Minang Jl Lintas Sumatera Km 01 kemarin, Tabri Idris siap meneruskan persoalan ini hingga tuntas karena sudah mengangkangi aturan yang berlaku dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dia enggan membeberkan langkah-langkah hukum yang bakal ditempuh untuk meluruskan persoalan ini.

Dalam surat Nomor 131/TBI-Btn.III/IX/2000 tertanggal 24 September 2009 perihal sanggahan, pelanggaran terhadap Keppres 80/2003 yang dilakukan pantia dimulai Senin 31 Agustus 2009, seyogyanya pelaksanaan pembukaan kotak dilakukan pukul 11.30 WIB, tapi berubah menjadi pukul 12.30 WIB tanpa alasan yang jelas serta tidak ada berita acara penundaan.

“Pada saat itu pelaksanaan pemasukan dokumen ke dalam kotak pukul 11.00 WIB. Ini sudah sesuai dengan agenda yang disusun panitia. Kok pembukaan kotak molor 1 jam, ada apa ini. Ini sudah melanggar Keppres 80/2003 bab II pasal A.7 point i,” sebut Tabri.
Sungguh ironis, proyek pengadaan excavator pada Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun seperti ada permainan terselubung, karena panitia sudah mengelurkan penetapan pemenang tanggal 15 September 2009, namun tidak secarik kertaspun ditempel panitia di Dinas Pertanian.

Pantuan Koran ini Kamis 24 September 2009 di Dinas Pertanian, pengumuman tersebut memang tidak ada, baik di dinding ruang kepala bidang ataupun di majalah dinding (papan pengumuman,red). Kabid Sarana Prasarana Asnawi saat dikonfirmasi mengaku terkejut, dia ikut mencari tempat pengumuman di tempel, namun juga tidak ditemukan.
Pihak CV Terang Bungo Indah terpaksa menelpon Suryadi S Pt (ketua panitia) meminta kejelasan siapa gerangan pemenang tender. Suryadi S Pt menginstruksikan kepada Ritata Juliman Sp (sekretaris panitia) untuk mengirim pengumuman pemenang melalui faximile ke alamat CV Terang Bungo Indah Jln Jenderal Sudirman Km 2,5 Manggis Bathin III Kabupaten Bungo faximile 0747-323116.

Sungguh disayangkan Tabri, pengumuman pemenang tertanggal 15 September 2009 tidak dibubuhi tandatangan panitia baik ketua maupun sekretaris. Alamat faximile pengirim Kopkartel Sungai Penuh No Fax 074821966. “Kita tidak tahu permainan apa yang mereka mainkan. Saat kami ke Dinas Pertanian menyampaikan sanggahan, tidak terlihat pengumuman pemenang. Kemudian, pengumuman untuk CV Terang Bungo Indah dikirim via faximile, ada apa ini?,” beber Tabri dengan kesal.
Suryadi S Pt saat dikonfirmasi Kamis (24/09) pukul 10.00 WIB mengaku tidak mengetahui soal penempelan pengumuman pemenang, karena dirinya hanya sebatas mengevaluasi berkas rekanan yang melakukan penawaran. “Saya hanya sebatas mengevaluasi, yang menentukan pemenang adalah Kepala Dinas Pertanian. Waktu itu berkas evaluasi saya serahkan ke sekteraris,” bebernya.

Lantas bagaimana dengan CV Terang Bungo Indah yang mempertanyakan pengumuman? Suryadi berjanji akan mengontak sekretaris panitia yang berada di Kerinci pulang kampung lebaran. “Nanti saya telpon sekretaris, biar dia yang mengirim pengumuman pemenang ke nomor fax CV Terang Bungo Indah,” katanya.
Untuk diketahui, CV Terang Bungo Indah dibawah direktur Tabri Idris tidak main-main.

Surat tembusan sanggahan disampaikan kepada instansi terkait masing-masing Bupati Sarolangun, Lembaga Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah, Bappenas RI, Departemen Pertanian RI, Kadin Indonesia, Aspanji Indonesia, Kadin Provinsi Jambi, Aspanji Provinsi Jambi, Kajati Jambi, Inspektorat Kabupaten Sarolangun, Kapolres Sarolangun, Bappeda Sarolangun, kajari Sarolangun, Dinas Perindagkop Kabupaten Sarolangun, Kadin Sarolangun, DPD Aspanji Kabupaten Sarolangun, PT Trakindo Utama Cabang Jambi dan Pers/LSM.

Surat sanggahan yang ditujukan ke Dinas Pertanian Sarolangun meliputi faximile pengumuman pemenang tanpa dibubuhi dari sekretaris panitia, surat penawaran pelelangan, surat keterangan dukungan dari PT Trakindo Utama Cabang Jambi yang ditandatangani Dedi Prastowo selaku kepala cabang, surat pernyataan ketersediaan barang dari PT Trakindo Utama, surat pernyataan jaminan purna jual dari PT Trakindo Utama, dan spesifikasi excavator Cat type 320 D (hydraulic excavator).

Dari delapan point sanggahan, Tabri menyimpulkan kejanggalan-kejanggalan yang tidak sesuai dalam dokumen pemilihan, dimana CV Robby Saputra ditunjuk sebagai pemenang lelang oleh panitia. Sebagai peserta merasa keberatan karena pelaksanaan pelelangan menyimpang dari dokumen pemilihan yaitu barang yang ditawarkan tidak sesuai dengan spesifikasi tekhnis yang diminta. Serta negara dirugikan dan tidak diuntungkan selesih penawaran Rp 14.000.000.

“Waktu pembukaan penawaran, waktu pengumuman sudah lewat batas hari serta pengumuman belum ditandatangani. Ada beberapa hal lagi yang menyalahi ketentuan,” katanya sembari memberikan tembusan sanggahan kemarin. (si)

Jalan Batang Asai Dikerjakan Asal Jadi


SAROLANGUN- Pengerjaan jalan Batang Asai, Sarolangun tampaknya terus bermasalah. Meski, setiap tahun dibangun namun keluhan masih saja muncul dari masyarakat. Rendahnya kualitas jalan membuat warga kecewa. Mereka menyesalkan pengerjaan jalan Batang Asai yang dinilai asal jadi.

Edi (27), warga Sungai Pinang, Kecamatan Batang Asai mengatakan, setelah dibangun jalan Batang Asai kembali rusak. “Baru dibangun, sekarang aspalnya sudah setengah hancur. Jalan dipenuhi dengan kerikil yang berserakan,” ujarnya.

Kondisi itu, kata dia, dapat ditemui di kawasan Bukit Rayo Batang Asai. Badan jalan tampak sudah mengelupas, sementara pengguna jalan harus lebih hati-hati saat melintas.

Edi menyesalkan kurangnya pengawasan terhadap pengerjaan jalan Batang Asai. Di lihat dari pengerjaan proyek saja, pembangunan jalan tidak disertakan papan merek proyek. Sehingga menambah kecurigaan adanya penyimpangan pembangunan jalan Batang Asai. "Sampai sekarang kita juga tidak tahu siapa sebenarnya kontraktor pengerjaan jalan Batang Asai dan berapa nilai proyek itu,” kata Ketua Ikatan Pemuda Eks Marga Sungai Pinang ini.

Syamsudin, warga Batang Asai lainnya mengatakan, nilai proyek jalan Batang Asai dikabarkan mencapai miliaran rupiah. Tapi, dia heran kualitas jalan yang dibangun begitu rendah. "Kami berharap pemerintah bisa betul-betul serius menyediakan fasilitas umum bagi masyarakat. Jangan hanya sekedar dikerjakan, kemudian setiap tahun harus direhab,” sesalnya.

Terkait pengerjaan jalan Batang Asai yang dianggap asal jadi, hingga kemarin (9/10) belum ada keterangan resmi dari Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, termasuk apakah jalan yang dikerjakan sesuai spesifikasi atau tidak. (si)